Senator Chuck Grassley dari Partai Republik Amerika Serikat (AS) mengajukan rancangan undang-undang yang mewajibkan persetujuan Kongres untuk penerapan tarif baru. RUU tersebut diajukan sebagai respons terhadap pengumuman tarif baru yang luas oleh Presiden AS Donald Trump terhadap berbagai barang impor. Grassley, bersama Senator Demokrat Maria Cantwell, menyajikan ‘Trade Review Act of 2025’, yang meminta Kongres untuk menyetujui tarif baru dalam 60 hari atau tarif tersebut akan diblokir secara otomatis.
Latar Belakang RUU:
-
Asal Usul: Grassley, yang mewakili Iowa, negara bagian yang sangat bergantung pada perdagangan pertanian global, menekankan perlunya keterlibatan Kongres dalam kebijakan tarif.
-
Perbedaan di Partai Republik: Langkah Grassley menyusul dukungan sejumlah Senator Republik dalam mencabut tarif Trump terhadap Kanada, menunjukkan perpecahan dalam partainya. Meski demikian, mayoritas Republik masih mendukung kebijakan Trump.
Reaksi dan Kritik:
-
Ketidakpastian Ekonomi: Langkah agresif Trump dalam tarif impor memicu kekhawatiran akan resesi dan dampak buruk pada pasar saham.
-
Sikap Trump dan Kongres: Meski belum dipastikan RUU Grassley akan disahkan, adanya penolakan sebagian Senator Republik terhadap tarif Trump, terutama terkait pengaruhnya pada negara sekutu seperti Kanada dan Israel, menimbulkan perdebatan.
-
Pendapat Ekonom: Banyak ekonom meragukan klaim Trump tentang manfaat finansial jangka panjang dari tarif tersebut.
Poin Penting:
-
Meskipun konstitusi AS memberi wewenang perdagangan kepada Kongres, kekuasaan tersebut sebagian besar telah diambil alih oleh eksekutif.
-
Sekitar setengah warga AS menilai kenaikan tarif impor lebih merugikan daripada menguntungkan.
Dalam konteks ini, upaya Grassley untuk melibatkan Kongres dalam penetapan tarif baru mencerminkan dinamika politik dan ekonomi AS yang kompleks, serta perdebatan internal di antara anggota Partai Republik.